Perdebatan ukuran terjadi antara M.S. Hutagalung dengan Arief Budiman yang diikuti juga oleh sastrawan-sastrawan lain. M.S. Hutagalung mengatakan suatu kritik sastra diperlukan adanya ukuran-ukuran. Disisi lain, Arief Budiman beranggapan bahwa kritik yang tanpa ukuran dan prinsiplah yang dapat memahami seni modern.
Apakah ukuran itu? ukuran ialah suatu impressi atau kesan dalam membaca atau setelah membaca karya sastra tersebut. kesan akan bergantung pada minat dan tujuan yang hendak dicapai sewaktu membaca karya sastra tersebut. Jika membaca karya sastra untuk mencari hiburan yang ringan, untuk melapangkan pikiran yang sumpek, serta melepaskan ketegangan pemikiran, maka dapat disimpulkan bahwa karya sastra tersebut adalah karya sastra baik dan berhasil.
Penilaian suatu karya sastra berdasarkan kesenangan (pleasure), kemudahan memahami (intelligibility), tema cerita yang berada di luar pengetahuan dan pengalaman (noveltry), dan berdasarkan tema cerita yang sudah dikenal (familiarity). Teori itu digolongkan ke dalam jenis kritik yang mengikuti Teori Pragmatic atau teori efektif, yaitu teori yang berdasarkan pada kemudahan dan kesenangan.
Ukuran lain yang biasa dipakai dalam melakukan kritik sastra ialah Ukuran Didaktik. Dengan ukuran didaktik orang menentukan keberhasilan suatu karya sastra berdasarkan kebolehan karya itu memberikan pengaruh positif yang menyampaikan pesan pembinaan moral dan kepribadian, serta meningkatkan taraf kecerdasan pembacanya.
Ukuran lain yang pernah digunakan dalam melakukan kritik terutama oleh kritikus Barat ialah Pelahiran (Ekspresi). Ukuran ini selalu dihubungkan dengan keaslian dan kejujuran. Apa yang dimaksud dengan keaslian? Yaitu suatu karya sastra yang belum pernah ada sebelumnya atau sesuatu penampilan kembali dalam bentuk yang lebih segar dan menarik dengan suatu pendekatan baru, penampilan yang penuh semangat dengan menampilkan pribadi sendiri. Bagaimana dengan kejujuran? Kejujuran disini maksudnya kesungguhan dan pedalaman pikiran dalam menyatakan konsep cerita.
Selain itu, ukuran yang sering digunakan ialah Ukuran Kebenaran. Ukuran kebenaran adalah karya sastra yang mamapu membayangkan atau mencerminkan kehidupan atau peristiwa kehidupan yang ada, intinya bukan suatu hasil lamunan atau khlayan belaka.
Aliran baru dalam kritik sastra (new criticism) merupakan pendekatan kritik sastra yang menitikberatkan analisisnya pada segi intrinsik suatu karya sastra dengan mengabaikan segi-segi ekstrinsik. Aliran baru ini dinamakan aliran struktural. Aliran strukturalis muncul juga di Perancis dan Amerika dan menimbulkan berbagai aliran dan pendekatan seperti;
1. Deskrispsi teks berdasarkan analisis ilmu bahasa struktural,
2. Pendekatan yang menekankan peranan pembaca, lalu teks dipandang sebagai Homo Significans(Roonald Barthes) yang memasukkan unsur semantik ke dalam analisis struktural dan menempatkan teks ke dalam lingkungan budaya,
3. Pendekatan narratologi, usaha membuat tata bahasa untuk cerita rekaan , dan tata cerita yang bersifat universal, bahkan menyusun tipografi struktural cerita dongeng.
Aliran ini pun mendapat kritikan dari aliran kritik Marxis yang mengatakan sastra sebagai unsur suprastruktur masyarakat ditentukan oleh basis ekonomi; sastra membayangkan kenyatan ekonomi dan kenyataan sosial.
Pada umumnya, sastra tidak berbeda dalam kekosongan, bahwa sastra mempunyai hubungan dengan dunia nyata. Akhirnya dalam pendekatan yang terbaru diusahakan untuk menggabungkan keempat dimensi sastra, yaitu: objektif, mimetis, ekspresif, dan reseptif.
-struktur sastra seharusnya ada kesadaran akan tempat karya sastra dalam keseluruhan sastra, dalam tradisi budaya, dalam sejarah sastra, dll.
Semi, Atar. 2013. Kritik Sastra. Hlm.25-36. Bandung:Angkasa Raya.
No comments:
Post a Comment