I.
Asas Penerjemahan
Beberapa Asas Umum yang
penad dengan semua terjemahan. (Diambil dari Duff, 1990, hlm. 10-11):
a.
Makna. Terjemahan harus
mencerminkan dengan cermat makna nas asli. Tidak ada yang harus ditambahkan
atau dihilangkan, meskipun terkadang sebagian makna dapat ‘diubah’, sebagai
contoh:
Tanyakan dirimu sendiri
·
apakah
makna nas asli jelas ? jika tidak, di mana letak ketidakjelasan ?
·
apakah
ada kata ‘makna ganda’, yakni, apakah terdapakah makna tersembunyi ?
(‘Perbaiki jika saya salah…’ berarti ‘
Saya tahu saya benar’)
·
apakah
makna dalam kamus suatu kata tertentu yang paling cocok ? (haruskah “register”
berarti “daftar” dalam bahasa Indonesia ?)
·
adakah
sesuatu dalam terjemahan yang terdengar tidak alami atau dipaksakan ?
b. Bentuk.
Urutan
kata dan gagasan dalam penerjemahan harus sedapat mungkin sesuai dengan yang
asli. (Ini terutama penting dalam menerjemahkan dokumen yang sah, surat
jaminan, surat perjanjian, dan lain-lain). Tetapi perbedaan dalam susunan
bahasa sering membutuhkan dalam bentuk dan urutan kata.
c.
Register. Bahasa sering kali
sangat berbeda dalam tingkat keresmiannya dalam tautan tertentu(misal, surat
niaga). Untuk mengatasi perbedaan ini, penerjemah harus membedakan antara
ungkapan resmi atau ungkapan pasti (yang terhormat ibu,) dan ungkapan pribadi
(Hai), yang nadanya ditentukan penulis atau pembicara.
Pertimbangan juga:
·
akankah
ungkapan didalam nas asli terdengar terlalu resmi/tidak resmi, dingin/hangat,
pribadi/umum… jika diterjemahkan secara harfiah ?
·
apakah
maksud pembicara ata penulis ? (untuk membujuk/menghalangi, meminta
maaf/mengecam ?) Apakah hal ini terlihat dalam terjemahan ?
d. Pengaruh
bahasa sumber. Salah satu kecaman dalam penerjemahan adalah
‘terjemahan itu terdengar tidak alami’. Hal ini karena pemikiran dan pemilihan
kata penerjemah terlalu kuat dipengaruhi oleh nas asli.
e.
Gaya dan kejelasan. Penerjemah tidak harus
mengubah gaya nas asli.
f.
Idiom. Ungkapan idiomatic terkenal
tidak dapat diterjemahkan. Ini mencangkup tamsil, metafora, peribahasa, dan
pepatah (seputih salju), jargon, ragam bahasa tidak resmi dan bahasa
sehari-hari dan phrasal verb dalam
bahasa inggris, contoh: turn off. Jika
ungkapan tersebut tidak dapat diterjemahkan secara langsung, coba salah satu
berikut ini:
·
pertahankan
kata dalam nas asli, diantara tanda petik tunggal: ‘user friendly’.
·
pertahankan
ungkapan dalam nas asli, dengan penjelasan harfiah di dalam tanda kurung:
·
gunakan
padanan kata yang hampir sama maknanya.
·
gunakan
terjemahan tan idiomatik atau terjemahan biasa.
No comments:
Post a Comment