SAARAH KURNIAWATI
16612764
3 SA 01
Komunikasi adalah proses timbal
balik (respirokal) pertukaran sinyal untuk member informasi, membujuk, atau
member perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks
hubungan para komunikator dan konteks sosialnya. Proses pemberian informasi
mrlibatkan 4 langkah: (1). Menarik perhatian terhadap komunikasi; (2).
Mendapatkan penerimaan pesan; (3). Mengusahakan agar pesan ditafsirkan
sebagaimana diharapkan; (4). Menyimpan pesan untuk penggunaan selanjutnya.
Konsep Dasar & Peranan Komunikasi
Komunikasi di dunia bisnis bersaing di
lingkungan pesan yang padat ini. Tugas pertama adalah mendapat perhatian dari
public sasaran. Yang kedua adalah menstimulasi minat dalam isi pesan. Yang
ketiga adalah membangun keinginan dan niat untuk bertindak berdasarkan pesan.
Dan keempat adalah mengarahkan tindakan dari mereka yang berperilaku yang
konsisten dengan pesan.
Elemen-Elemen dalam Model Komunikasi
Periset
komunikasi telah mempelajari elemen individual dalam proses komunikasi untuk
menentukan efek dari masing-masing elemen terhada efektivitas proses tersebut.
Pengirim
Karakteristik dari pengirim (sumber pesan)
memengaruhi tingkat penerimaan pesan oleh si penerima tetapi tidak banyak
memengaruhi dampak pesan jangka panjang. Karakteristik dari pengirim akan
memengaruhi proses komunikasi, dampaknya akan bervariasi dari satu situasi ke
situasi lainnya, dari satu topic ke topic lainnya, dan dari waktu ke waktu lainnya.
Maka dari itu, karakteristik pengirim akan memengaruhi penerimaan pesan atai si
penerima.
Pesan
Karakteristik pesan jelas berdampak pada proses
komunikasi, tetapi banyak ahli komunikasi sepakat bahwa “maknanya tergantung
pada orang, bukan kata-kata pesannya”.
Medium atau
Saluran
Banyak teknologi baru untuk menyampaikan pesan,
contohnya e-mail. E-mail telah mengubah komunikasi di dalam organisasi dan
bahkan melintasi batas Negara. Misalnya, rapat atau tes wawancara kerja bisa
dilakukan dalam format digital atau virtual, mengubah sifat interaksi tetapi
memberikan keuntungan dari segi biaya dan kenyamanan.
Penerima
Gagasan audien sebagai penerima pasif dan
seragam tidak menggambarkan kenyataan. Deskripsi yang lebih akurat menyatakan
bahwa penerima itu bertindak aktif dalam memproses pesan yang didesain untuk
sedikit orang, bukan untuk massa. Biasanya audien suka mengelak atau lebih
buruk lagi, suka melawan, maka usaha komunikasi pesan diusahakan sampai ke
audien yang berbeda dan mempromosikan keterlibatan audien jika dimungkinkan.
Konteks
Hubungan
Komunikasi terjadi di dalam konteks hubungan
para komunikator. Semua komunikasi relasional merefleksikan empat dimensi
dasar: (1) kemunculan emosi, ketenangan dan formalitas; (2) keakraban dan
kemiripan; (3) kedekatan atau kegemaran; dan (4) dominasi ketundukan. Perilaku
non-verbal memainkan peran penting dalam komunikasi relasional. Kedekatan (proximity) menyampaikan pesan keakraban,
daya tarik, kepercayaan, perhatian, dominasi, persuasi, dan keagresifan. Senyum
menyampaikan perasaan emosional, ketenangan, formalitas, keakraban, dan rasa
suka. Sentuhan menunjukkan keakraban atau keintiman. Kontak mata
mengintensifkan perilaku non verbal lainnya. Verbal atau non verbal, komunikasi
dalam hubungan membantu pihak-pihak yang terlibat untuk membuat prediksi atau
satu sama lain dalam hubungan tersebut.
Lingkungan
Sosial
Komunikasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh
latar sosial. Komunikasi terjadi sebagai sebuah proses terstruktur di dalam
system yang terdiri dari komponen dan aktivitas yang saling berhubungan. Sistem
sosial mencakup keluarga, kelompok, organisasi, dan semua jenis kelompok yang
pada saat yang sama bertindak sebagai produsen sekaligus produk komunikasi.
Komuniksi Tatap Muka
Inti komunikasi di dalam organisasi
adalah komunikasi verbal. Hasil riset menunjukkan bahwa karyawan lebih suka
komunikasi langsung dengan atasannya ketimbang melalui e-mail, memo, voice mail atau bentuk lainnya. Hasil studi juga
membuktikan bahwa jenis pesan yang paling diingat dan efektif bagi karyawan
adalah komunikasi tatap muka. Komunikasi verbal sangat memengaruhi kultur
organisasi dan mendapat perhatian besar, meskipun jenis komunikasi ini
kebanyakan bersiat informal.
Angela D. Sinicks, “Intranet, anyone?”
Communication World (Januari-Febuari,2004):30-34
Bedanya komunikasi tatap muka dengan slentingan
kabar ialah, slentingan kabar atau desas-desus adalah jenis komunikasi yang
kuat, tetapi juga berbahaya karena informasi yang dikandungnya seringkali tidak
bisa dipercaya. Inilah mengapa komunikasi tatap muka sangat penting, agar
menghindari adanya slentingan kabar atau desas-desus.
Efek Komunikasi
Menciptakan persepsi tentang dunia sekitar
Menentukan agenda
Penyebaran informasi dan inovasi
Mendefinisikan dukungan sosial
Sumber:
Buku “ Effective Public Relation” oleh Scott M.
Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom
No comments:
Post a Comment