Share and Enjoy it...

Saturday, March 21, 2015

Sinopsis Di Bawah Lentera merah

Sinopsis (Poin Kedua) Resensi Novel

Buku “Di Bawah Lentera Merah” adalah sebuh karya dari seorang aktivis Soe Hok Gie yang merupakan hasil skripsi sarjana mudannya. Soe Hok Gie memaparkan satu periode yang sangat krisis dalam sejarah Tanah Air kita. Salah satu periode yang paling krusial yaitu ketika bibit-bibit gagasan kebangsaan mulai ditumbuhkan dengan upaya berorganisasi. Soe Hok Gie mencari melalui sumber data berupa kliping-kliping korang antara tahun 1917 hingga 1920an serta wawancara factual yang berhasil dilakukan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa. Soe Hok Gie mencoba menyelusuri bgaimana bentuk pergerakan bangsa Indonesia, apa saja gagasan yang signifikan, serta usaha macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam Semarang pada kala tahun 1917-an.
Di bawah pimpinan Semaoen, para pendukung Sarekat Islam berasal dari kalangan buruh dan rakyat kecil. Semaoen adalah ketua umum pertama partai komunis Indonesia (PKI). Pergantian pengurus itu adalah bukti pertama dari perubahan gerakan Sarekat Islam Semarang dari gerakan kaum menengan menjadi kaum buruh dan tani. Ketika itu menjadi sangat penting bagi sejarah modern Indonesia karena menjadi titik kelahiran kaum Marxis pertama di Indonesia.

Penilaian lain mengapa “Di Bawah lentera Merah” menjadi penting, karena buku ini mendeskripsikan bagaimana gagasan perubahan modernisasi berjalan dari tajuk wacana tradisioan ke tajuk wacana modern. Melalui buku ini, Soe Hok Gie memotivasi kita untuk menilik bagaimana para tokoh tradisional tahun 1917-an berusaha menyikapi perubahan pada abad ke-20 yang dalam satu dan lain hal, mempunyai andil untuk menjadikan wajah bangsa Indonesia seperti sekarang. Lebih dari itu yang perlu diketahui bahwa salah satu sumber buku ini merupakan saksi kunci hidup dari pergerakan Semaun dan Darsono sendiri. Sesuatu hal yang menarik dari buku ini diungkapkan oleh Soe Hok Gie ialah untuk mengenal pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 1926/1927 harus dikenali juga asal mula pergerakannya, sebab tanpa mengenali permulaanya seperti membaca Koran dari intinya.

No comments:

Post a Comment