Sinopsis (Poin Kedua) Resensi Novel
Buku “Di Bawah Lentera Merah” adalah
sebuh karya dari seorang aktivis Soe Hok Gie yang merupakan hasil skripsi
sarjana mudannya. Soe Hok Gie memaparkan satu periode yang sangat krisis dalam
sejarah Tanah Air kita. Salah satu periode yang paling krusial yaitu ketika
bibit-bibit gagasan kebangsaan mulai ditumbuhkan dengan upaya berorganisasi.
Soe Hok Gie mencari melalui sumber data berupa kliping-kliping korang antara
tahun 1917 hingga 1920an serta wawancara factual yang berhasil dilakukan
terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa. Soe Hok Gie mencoba
menyelusuri bgaimana bentuk pergerakan bangsa Indonesia, apa saja gagasan yang
signifikan, serta usaha macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam
Semarang pada kala tahun 1917-an.
Di bawah pimpinan Semaoen, para
pendukung Sarekat Islam berasal dari kalangan buruh dan rakyat kecil. Semaoen
adalah ketua umum pertama partai komunis Indonesia (PKI). Pergantian pengurus
itu adalah bukti pertama dari perubahan gerakan Sarekat Islam Semarang dari
gerakan kaum menengan menjadi kaum buruh dan tani. Ketika itu menjadi sangat
penting bagi sejarah modern Indonesia karena menjadi titik kelahiran kaum
Marxis pertama di Indonesia.
Penilaian lain mengapa “Di Bawah lentera
Merah” menjadi penting, karena buku ini mendeskripsikan bagaimana gagasan
perubahan modernisasi berjalan dari tajuk wacana tradisioan ke tajuk wacana
modern. Melalui buku ini, Soe Hok Gie memotivasi kita untuk menilik bagaimana
para tokoh tradisional tahun 1917-an berusaha menyikapi perubahan pada abad
ke-20 yang dalam satu dan lain hal, mempunyai andil untuk menjadikan wajah
bangsa Indonesia seperti sekarang. Lebih dari itu yang perlu diketahui bahwa
salah satu sumber buku ini merupakan saksi kunci hidup dari pergerakan Semaun
dan Darsono sendiri. Sesuatu hal yang menarik dari buku ini diungkapkan oleh
Soe Hok Gie ialah untuk mengenal pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada
1926/1927 harus dikenali juga asal mula pergerakannya, sebab tanpa mengenali permulaanya
seperti membaca Koran dari intinya.
No comments:
Post a Comment